Kayu Titi dengan nama ilmiahnya Gmelina moluccana (Blume) Backer merupakan salah satu jenis asli Maluku yang termasuk ke dalam famili Lamiaceae, sering juga disebut sebagai Jati Maluku.  Nama sinonimnya Gmelina glandulosa H. Hallier, Gmelina salomonensis Bakh (Anonimous, 2017). 

Penyebaran. Jenis ini tumbuh secara alami di kepulauan Maluku, Papua Nugini sampai ke Kepulauan Salomon.  Nama daerah Kayu Titi (Maluku), Arokoko, koko (Papua). Papua New Guinea: New Guinea white beech. Biasanya tumbuh di hutan hujan menggugurkan daun sampai kering dengan suhu rata-rata per tahunnya 21-28 °C, musim kering selama 3-5 bulan per tahun dan kelembapan nisbi udara 40%.Tumbuhan ini menyukai tanah dalam yang lembap.

Pohon berukuran kecil hingga sedang atau perdu, tingginya hingga 30 m, jarang hingga 40 m. Batang utama berbentuk silinder dengan diameter hingga 100 cm, tidak berbanir tetapi kadang-kadang berusuk. Pepagan luar licin atau bersisik, berwarna cokelat muda hingga kelabu. Ranting lokos atau berbulu balig, berduri atau tidak berduri. Daun berhadapan, tunggal, tepi daun rata, bergigi atau nercuping, bentuk daun sering beragam pada pohon yang sama, pertulangan daun berurat jala, stipula tidak ada.

Bunga berupa malai atau tandan payung menggarpu di ujung ranting atau ketiak daun. Bunga zigomorf,  berkelamin dua dengan daun pelindung kecil. Kelopak bunga berbentuk tabung atau agak seperti lonceng dengan 4 atau 5 gigi atau agak rata, umumnya dengan kelenjar-kelenjar besar. Mahkota bunga dengan 4-5 daun mahkota yang melebur, berbentuk tabung lampai di bawah, melendut ke arah atas, kurang lebih berbibir dua, berbuluh di sebelah luar, berwarna kuning hingga jingga atau agak lembayung; benang sari 4, berseling dengan cuping mahkota, tersisip di bagian bawah tabung mahkota, tangkai sari datar, berbentuk benang, berkelenjar jarang, kepala sari beruang dua, melekat di bagian dorsal, jorong hingga lonjong. Bakal buah beruang 4, dengan satu bakal biji di setiap ruang, bakal biji melekat pada plasenta sumbu, tangkai putik berbentuk benang, kepala putik bercuping dua tidak sama besar. Buah berupa buah batu sukulen dengan endokarpa yang keras, biasanya beruang 4. Biji berbentuk lonjong.

Pemanfaatan. Kayu Titi memiliki berat jenis terendah 0,42 dan tertinggi 0,61 dengan kelas awet IV-V dan kelas kuat III (II-IV). Kayunya cocok digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, kayu pertukangan, pembungkus,  barang kerajinan, perabot rumah tangga, vinir hias, untuk alat-alat musik, korek api, badan kendaraan, perahu dan pulp yang berkualitas. Kayu titi cocok digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, kayu pertukangan, pembungkus, barang kerajinan, perabot rumah tangga, vinir hias, juga untuk alat-alat musik, korek api, badan kendaraan atau perahu dan pulp yang berkualitas tinggi. Akar, daun, buah dan bijinya digunakan sebagai obat tradisional.

Menurut Rumphius seperti yang dikutip oleh Heyne (1987), masyarakat di kepulauan Maluku khususnya di Ambon, Seram dan Pulau-Pulau Lease (Haruku, Saparua dan Nusalaut) sebagai bahan untuk membuat perahu. Kayunya ringan dan lunak serta mudah untuk dilekukkan. Dalam air laut kayu ini cukup awet tetapi di air tawar kayu dari jenis ini cepat mengalami kerusakan. Selain untuk pembuatan perahu, kayu dari jenis ini juga digunakan untuk konstruksi bagian dalam dari rumah.

Kulit batang dari jenis Gmelina moluccana (Blume) Backer digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat setempat dalam penyembuhan luka. Kulit batang yang diambil diremas-remas atau ditumbuk. Khasiatnya yaitu dapat membersihkan luka dan dapat menutup luka tersebut kembali.Budidaya. Bagian tanaman yang digunakan untuk pembibitan adalah biji. Buah yang telah masak dikumpulkan sebagai bahan baku. Buah yang dipilih adalah yang berwarna hijau atau kuning atau buah masak yang telah jatuh. Buah yang berwarna hijau harus disimpan di bawah naungan agar mengalami pemasakan pascapanen. Buah direndam selama 24 jam agar kulit buah mudah mengelupas, jika tidak buah digosok hingga kulitnya mengelupas. Biji yang diperoleh harus dicuci kemudian dijemur selama 2-3 hari.

Batang Kayu Titi

Sebelum disemaikan biji direndam dalam air dingin selama 24-48 jam. Penaburan benih dilakukan di polybag dengan naungan atau bedeng yang memiliki media campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1. Media pembibitan harus tetap lembap, tetapi tidak digenangi air.

Bibit dapat ditanam di lapangan jika sudah 3-4 bulan dipelihara, tinggi bibit harus mencapai 30 – 40 cm. Bibit di tanam di lapangan dengan jarak tanam 2×3 m atau 3×3 m, tetapi kalau dikembangkan agroforestri jarak tanam  4×5 m atau 5×5 m.

Daftar Pustaka :

  • Anonimous. 2017. Gmelina moluccana (PROSEA). Plant Resources of South-East Asia. https://uses.plantnet-project.org/en/Gmelina_moluccana_(PROSEA). Diakses 12 Novermber 2018.
  • Heyne, K, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II (Terjemahan Badan Litbang Kehutanan), Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta.
  • Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980, Jenis-Jenis Kayu Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta
  • Mandang, Yance, I; I Ketut Nuridja Pandit, 1997, Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan (Seral Manual), Yayasan PROSEA, Bogor
  • Mansur Irdika, 2015, Bisnis Dan Budidaya 18 Kayu Komersial, Penebar Swadaya, Jakarta
  • Sutamo Hadi, dkk, 1997, Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan, PROSEA Indonesia, Bogor.
  • Sutisna Uhaedi, Titi Kalima dan Purnadjaja, 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia (Serial Manual), Yayasan PROSEA, Bogor.

Sumber :

Irwanto,  A. Tuhumury, A. Sahupala, L. Pelupessy, M. Loiwatu, L. Siahaya, F. Tetelay dan R. Oszaer. 2019. POHON MALUKU. Penyebaran, Pemanfaatan dan Budidaya. Pattimura University Press. Ambon. ISBN:  978-602-5943-11-9. Hal. 33-36.

By Irwanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.