Sukun memiliki nama ilmiah Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg; sinonim : A. communis Forst dan A. incisa Linn termasuk dalam famili Moraceae. Sukun dikenal sebagai salah satu jenis tanaman penghasil buah dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas bahan pangan lokal di Indonesia. Sukun telah dimasukkan dalam lampiran (Daftar Tanaman Pertanian di dalam Sistem Multilateral) Perjanjian Internasional FAO tentang Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian (International Treatyon Plant Genetic Resources for Food and Agriculture), sehingga sukun mempunyai peranan penting dalam menjamin ketahanan pangan.

Penyebaran. Sebaran tanaman sukun di Indonesia meliputi Sumatera, Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. Tempat tumbuh tanaman sukun tersebar mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut (dpl), namun terkadang dapat ditemukan juga pada ketinggian 1.500 m dpl. Di Indonesia, sukun dikenal dengan berbagai nama dan sebutan sesuai dengan daerah asal/tempat tumbuhnya. Untuk jenis sukun yang tidak berbiji beberapa sebutannya diantaranya adalah sebagai berikut: Aceh (sakon), Toba (hatopul), Nias (suku), Minah (amu), Timor (sukun kapas), Jawa (sukun), Madura (sokon), Bima, Sumba, Flores (karara), Sulawesi Utara (ku’u, kuhuku, kulud), Wetar (ulu uun), Kei (sukun), Watubela (hukun), Seram (suune), Halmahera dan Ternate (amo), Papua (kamandi).   Tanaman sukun berdaun tunggal dengan bentuk oval-lonjong, panjang daun berkisar antara 20-60 cm, dan lebar daun berkisar antara 20-40 cm. panjang tangkai daun 3-7 cm. Berdasarkan kedalaman lekukan/torehan pada tepi daun, daun sukun dapat dibedakan menjadi tiga, yakni “berlekuk” yang umumnya ditemukan pada daun muda/tunas, “bercangap”, dan “berbagi” untuk daun sukun dewasa/tua.

Buah Sukun

Berat buah sukun dapat mencapai 4 kg dengan daging buah berwarna putih, putih-kekuningan, atau kuning serta memiliki tangkai dengan panjang 2,5-12,5 cm tergantung pada varietasnya. Musim berbuah tanaman sukun berlangsung 2 kali dalam satu tahun, yaitu sekitar bulan Januari-Februari dan bulan Juli-September.

Pemanfaatan. Tanaman sukun menghasilkan buah yang memiliki kandungan gizi tinggi, dan potensial dijadikan sebagai bahan makanan pokok alternatif pengganti beras. Buah sukun umumnya dijadikan makanan ringan/tambahan dengan cara dibakar, rebus, digoreng dan dibuat keripik. Namun dapat pula diolah menjadi gaplek sukun, tepung sukun dan pati sukun yang selanjutnya dapat diolah menjadi beraneka ragam masakan. Manfaat lainnya adalah tajuknya yang rindang dan perakaran yang dalam dan menyebar luas, menjadikan tanaman sukun sebagai tanaman yang cocok untuk kegiatan penghijauan dan konservasi lahan. Kayunya yang sudah tua, dapat digunakan untuk bahan bangunan (konstruksi ringan), papan yang dikilapkan, bahan pembuatan kotak/peti, mainan dan bahan baku pulp.

Daun Sukun

Daunnya bisa untuk pakan ternak, juga berguna sebagai obat herbal tradisional untuk mengatasi gangguan jantung dan ginjal.

Budidaya. Tanaman sukun tidak menghasilkan biji dalam buahnya atau partinokarpi, sehingga hanya dapat dibiakkan secara vegetatif. Teknik-teknik pembibitan yang dapat dilakukan seperti : Penanaman Tunas Akar, Pencangkokan,  Penempelan Tunas atau Okulasi dan Stek Akar

Daftar Pustaka :

  • Adinugraha H. A, at al. 2014. Pengembangan Teknik Budidaya Sukun (Artocarpus altilis) untuk Ketahanan Pangan. IPB Press Printing, Bogor.
  • Heyne, K, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia I, Badan Litbang Departemen Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
  • Heyne, K, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II (Terjemahan Badan Litbang Kehutanan), Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta.

Sumber:

Irwanto,  A. Tuhumury, A. Sahupala, L. Pelupessy, M. Loiwatu, L. Siahaya, F. Tetelay dan R. Oszaer. 2019. POHON MALUKU. Penyebaran, Pemanfaatan dan Budidaya. Pattimura University Press. Ambon. ISBN:  978-602-5943-11-9. Hal. 37-40.

By Irwanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.